Dengan musim hujan gagal yang keenam berturut-turut, negara-negara di Tanduk Afrika menghadapi kekeringan terburuk di kawasan itu dalam setidaknya 70 tahun. Ini, penelitian menunjukkan, tidak akan terjadi tanpa perubahan iklim.
Saat panen gagal dan ternak mati, keluarga terpaksa pergi tanpa makanan. Lebih dari 20 juta orang sekarang menghadapi tingkat kerawanan pangan yang parah di wilayah tersebut, dengan terjadinya banjir bandang di Somalia yang semakin memperumit situasi krisis. Beberapa negara Afrika Timur ditampilkan dalam laporan PBB baru-baru ini “Hunger Hotspots”, yang mengidentifikasi negara-negara di mana kerawanan pangan sangat parah dan cenderung memburuk.
Menemukan cara untuk menghubungkan keluarga yang berjuang ini dengan pasokan makanan sangat penting, baik sebagai tanggapan mendesak terhadap krisis saat ini maupun untuk membangun ketahanan jangka panjang. Perbankan makanan bukan hanya salah satu cara paling efektif untuk menanggapi kelaparan, tetapi juga merupakan perpanjangan alami dari sejarah dan budaya memberi dan mendukung di seluruh Afrika.
Misalnya, dalam World Giving Index 2022, Kenya adalah negara paling dermawan kedua di dunia, di mana tradisi budaya harambee – yang berarti “semua orang bersatu” dalam bahasa Swahili – telah lama memberikan rasa kebersamaan.
Banyak negara Afrika lainnya, seperti Sierra Leone, Zambia dan Nigeria, juga ditemukan sangat murah hati. Menurut data indeks, orang-orang di seluruh benua terutama akan membantu orang asing yang membutuhkan bantuan; di Kenya, 77 persen responden telah membantu seseorang yang tidak mereka kenal pada tahun sebelumnya.
Bank makanan adalah perkembangan alami dari tradisi ini di mana keluarga mendukung mereka yang menghadapi masalah atau krisis, dan mereka dapat memainkan peran yang tak ternilai dalam menanggapi krisis kelaparan.
Pertama, sebagai organisasi distribusi makanan nirlaba, bank makanan menghubungkan komunitas yang sangat rentan dan terpinggirkan dengan sisa makanan sehat yang sangat dibutuhkan. Bank Makanan Kenyadidirikan pada tahun 2017, mengoperasikan layanan bank makanan keliling yang telah memberikan bantuan makanan kepada masyarakat yang paling terpukul selama kekeringan.
Hal ini tidak hanya memberikan bantuan darurat kepada masyarakat yang bergantung pada ternak, tetapi juga mendukung mereka untuk menerapkan praktik pertanian tanaman tahan kekeringan, yang dapat memperkuat ketahanan mereka dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin meningkat.
Seperti itu, Sedang hujan Food Bank of Ethiopia – bank makanan formal pertama di negara itu – mendukung respons kemanusiaan terhadap kekeringan yang sedang berlangsung dengan membeli dan mendistribusikan bahan makanan pokok untuk mendukung ratusan rumah tangga Ethiopia.
Kedua, bank makanan membantu mendaur ulang makanan yang seharusnya hilang. Di Kenya, misalnya, sekitar 40 persen makanan yang diproduksi di pertanian terbuang sia-sia karena penyimpanan yang buruk dan masalah pengiriman produk ke pasar.
Daur ulang makanan membantu petani skala kecil di kawasan itu, yang mata pencahariannya terganggu oleh kekeringan. Bank makanan berbasis komunitas dan dipimpin secara lokal, artinya bank makanan memahami di mana kebutuhan terbesar dan bagaimana cara menyampaikan makanan kepada orang-orang.
Dalam keadaan normal, bank makanan berfungsi sebagai titik penghubung yang sangat dibutuhkan untuk menyediakan makanan bagi masyarakat yang menghadapi kelaparan. Namun kekeringan membalikkan keadaan. Alih-alih menghadapi tingkat limbah yang tinggi, banyak petani kini berjuang mencari nafkah di tengah gagal panen total, kehilangan ternak, dan kekurangan air.
Depot pangan yang sebelumnya berfungsi sebagai pusat pengumpulan masyarakat kini digunakan untuk menyalurkan pangan kepada para petani yang hasil panennya habis karena kekeringan.
Terakhir, bank pangan juga membantu membangun masyarakat yang lebih tangguh dan aman pangan untuk jangka panjang. Misalnya, bank makanan memberikan dukungan kepada masyarakat melalui program pemberian makan di sekolah, membantu anak-anak, terutama anak perempuan, untuk tetap bersekolah, di mana kekurangan makanan akan mencegah mereka untuk bersekolah.
Di Kenya, program pemberian makan sekolah yang dipimpin oleh bank makanan di permukiman informal Nairobi menyediakan makanan untuk hampir 2.000 anak setiap hari, memberi mereka akses ke nutrisi dan pendidikan.
Terikat oleh tradisi untuk mengangkat mereka yang berjuang dalam komunitas di seluruh Afrika, bank makanan sudah jelas memainkan peran penting di seluruh benua.
Pada tahun 2020, anggota The Global FoodBanking Network di Afrika membantu mendistribusikan 8,1 juta kilogram makanan, meningkat 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka juga melayani sekitar 1,4 juta orang.
Namun konsep food banking baru mulai berkembang di banyak bagian Afrika. Ada peluang besar untuk memperluas kehadiran bank makanan ke lebih banyak komunitas.
Untuk menjangkau lebih banyak orang, bank makanan memerlukan investasi yang jauh lebih besar, baik dari sektor swasta maupun entitas pemerintah, untuk membantu mereka memperluas infrastruktur mereka dan mendukung metode pengolahan dan pengawetan makanan yang lebih baik untuk mengurangi limbah makanan.
Pemerintah dan sektor swasta juga dapat mendukung bank pangan dengan bekerja lebih dekat dengan mereka, untuk membantu membangun kesadaran masyarakat akan nilai dan peran mereka dalam mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan, terutama karena bank pangan bergantung pada bisnis lokal dan mitra lain untuk mencari sumber pangan .
Dengan lebih banyak investasi, bank makanan dapat menjangkau lebih banyak orang yang menghadapi kekeringan saat ini, serta bencana mendadak lainnya. Seiring waktu, dengan menggunakan tradisi gotong royong yang mendalam di wilayah tersebut, mereka juga dapat menjadi pilar penting dalam membangun masa depan yang lebih aman pangan untuk seluruh Afrika.
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri dan tidak mencerminkan posisi redaksi Al Jazeera.