Polisi mengatakan empat orang berada dalam kondisi kritis setelah ledakan memicu kebakaran di ibu kota Prancis.
Sedikitnya 24 orang terluka dan dua orang hilang setelah ledakan memicu kebakaran di Paris, kata polisi.
Kebakaran itu menyebabkan dua bangunan runtuh pada hari Rabu, termasuk satu rumah sekolah mode, kata layanan darurat.
Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, empat korban luka berada dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Ledakan dan kebakaran terjadi di dekat rumah sakit militer Val-de-Grace di arondisemen ke-5, juga dikenal sebagai Latin Quarter, di tepi kiri Sungai Seine.
Sekitar 70 mobil pemadam kebakaran dan 230 petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api, yang berhasil dikendalikan pada sore hari.
Kepala Polisi Paris Laurent Nunez mengatakan di tempat kejadian bahwa kru darurat sedang mencari korban potensial lainnya di reruntuhan.
Petugas pemadam kebakaran “mencegah penyebaran api ke dua bangunan yang berdekatan, yang sangat tidak stabil akibat ledakan, dan “dievakuasi”, tambah Nunez.
Florence Berthout, walikota arondisemen, mengatakan “ledakan itu sangat dahsyat” dan menggambarkan pecahan kaca yang jatuh dari gedung.
Penyebab ledakan itu belum jelas, tapi jaksa Paris Laure Beccuau mengatakan indikasi awal bahwa ledakan itu berasal dari dalam gedung. Penyelidik akan melihat apakah kondisi bangunan melanggar peraturan dan apakah ada yang menyebabkan kecelakaan.
‘Terkejut dan terguncang’
Natacha Butler dari Al Jazeera, melaporkan dari Paris, mengatakan polisi bekerja untuk menjauhkan orang dari situs tersebut.
“Ini masih merupakan situasi yang sangat berbahaya,” tambah Butler. “Kamu bisa lihat … beberapa petugas polisi berbicara dengan warga yang cukup kaget dan terguncang.”
Butler menggambarkan lingkungan itu sebagai kawasan “kelas atas” dan “sangat sibuk” yang juga sering dikunjungi turis.
“Bagi sebagian orang, itu mengingatkan mereka saat Notre Dame terbakar beberapa tahun lalu. Kami belum pernah melihat asap seperti itu mengepul di atas ibu kota selama bertahun-tahun.”
Pada 2019, kebocoran gas menyebabkan ledakan yang menewaskan empat orang dan melukai 66 lainnya di arondisemen ke-9.
Gelombang kejut meniup banyak jendela di dekatnya, dan puluhan keluarga terpaksa mengungsi dari rumah mereka selama berbulan-bulan. Sebagian besar jalan tetap terlarang empat tahun setelah bencana.
Pemerintah kota Paris telah didakwa melakukan pembunuhan tidak sengaja atas ledakan tersebut, dan perselisihan hukum atas penyebab pastinya terus berlanjut.