Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyerukan ‘menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan sarana diplomatik’ melalui panggilan telepon dengan presiden Rusia.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dua hari setelah kelompok milisi Rusia memberontak melawan Moskow.
“Panggilan itu membahas diskusi hubungan bilateral antara kedua negara, selain membahas perkembangan dan perkembangan regional dan internasional terbaru di Federasi Rusia,” lapor kantor berita negara Qatar QNA pada hari Senin.
Sheikh Tamim “mengonfirmasi posisi Qatar untuk menyerukan resolusi perbedaan melalui dialog dan sarana diplomatik” dan menyerukan kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial untuk dihormati dalam perbatasan yang diakui secara internasional, kata kantor berita itu.
Qatar adalah salah satu dari beberapa negara Arab yang sebagian besar netral dalam perang habis-habisan 16 bulan Rusia melawan negara tetangga Ukraina.
Untuk bagiannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui telepon bahwa kedua pemimpin menegaskan kepentingan bersama mereka untuk lebih memperkuat hubungan negara mereka di berbagai bidang.
“Pemimpin Qatar menyatakan dukungannya atas tindakan otoritas Rusia terkait peristiwa 24 Juni,” kata kementerian tersebut.
🇷🇺🇶🇦 Presiden Vladimir #Putin melakukan percakapan telepon dengan Emir Qatar @TamimBinHamad
Kedua belah pihak mencatat tingkat tinggi #Qatar Rusia kerjasama dan konfirmasi minat bersama mereka untuk lebih memperkuatnya di berbagai bidang🤝
🔗 https://t.co/UFsBFXWXKj pic.twitter.com/AQ7YcEULhp
— MFA Rusia 🇷🇺 (@mfa_russia) 26 Juni 2023
Qatar menyatakan “keprihatinan yang mendalam” pada hari Sabtu tentang perkembangan di Rusia setelah pemberontakan bersenjata oleh kelompok tentara bayaran Wagner.
“Negara Qatar mengikuti, dengan keprihatinan yang mendalam, perkembangan di Federasi Rusia, yang dihasilkan dari pemberontakan terhadap tentara (Rusia),” kata Kementerian Luar Negeri Qatar. dalam sebuah pernyataan.
“Eskalasi di Rusia dan Ukraina akan berdampak negatif pada perdamaian dan keamanan internasional, dan pada pasokan makanan dan energi, yang telah dipengaruhi oleh krisis Rusia-Ukraina.”
Sejauh ini, tentara bayaran Wagner termasuk di antara pasukan terpenting dalam upaya perang Rusia.
Namun, setelah berbulan-bulan ketegangan dengan kepemimpinan militer Rusia, bos Wagner Yevgeny Prigozhin secara terbuka menentang Menteri Pertahanan negara itu Sergei Shoigu pada hari Sabtu saat ia meluncurkan pawai dramatis di Moskow.
Menghadapi tantangan terbesar terhadap otoritasnya, Putin menuduh Prigozhin melakukan pengkhianatan.
Laporan media Rusia pada hari Senin mengatakan Prigozhin masih diselidiki oleh Dinas Keamanan Federal (FSB) karena memimpin pemberontakan.